another blogger

Jumat, 30 November 2012

"Itulah Indonesia."

Berawal dari acara Gema Krida Airlangga, dimana ketika ada salah satu acara yang membuat para penonton berkumpul jadi satu di depan stage kemudian duduk manis menyaksikan dalang, ada beberapa pengunjung yang tanpa dosa mengebul-ngebulkan asap rokok mereka, di tengah kerumunan orang itu.

Lihatnya gemes lho, bayangkan, bagaimana mereka nggak mikirin keadaannya orang lain. Mereka nggak berpikir, yang mereka sebul itu asepnya lebih bahaya. Entahlah ya. Saya mau sok-sokan kesana sebenernya, sekedar ngasih tau kalau minta tolong dimatikan sebentar rokoknya. Tapi karena badan mereka jauh lebih besar dari badan saya, dan saya merasa saat itu hanya saya yang berpikiran begitu, tidak ada yang akan mendukung, niat tersebut saya urungkan.

Kapan hari itu juga, saya melihat seorang bapak-bapak merokok di jalan. Tanpa sungkan, dia tetap merokok di sebelah ibu-ibu yang bawa 2 anak. Satunya mungkin sudah SD, tapi satunya masih bayi. Dengan merasa hebat sekali, bapak-bapak tadi masih tetap lanjut merokok. Tidak menghiraukan orang lain yang ikut menghisap racun yang ia sebarkan.

Di Korea aja, ada satu orang merokok di tempat umum, pasti langsung diingatkan sama orang lain. Dan orang yang merokok tadi nggak ngeyel. Tanpa banyak bacot dia matikan rokok, lalu pergi.

Awalnya saya rasa, peraturan di Indonesia yang bacut. Sudah underestimate nih, kalau di Indonesia nggak ada UU yang mengatur tentang kawasan bebas rokok. Tapi setelah saya googling,:

Pada UUD Pasal 115 ayat 1, mengatur mengenai "Kawasan Tanpa Rokok, antara lain ; fasilitas pelayanan kesehatan, tempat proses belajar mengajar, tempat anak bermain, tempat ibadah, angkutan umum, tempat kerja, tempat umum dan tempat lain yang ditetapkan."
 
Peraturannya ada loh, dilarang merokok di tempat umum. Tempat umum loh. Sudah ada peraturannya, dan entah kenapa bapak-bapak tadi nggak ditangkep polisi aja. Hal kecil seperti ini aja nggak ditindak tegas kan, karena hal-hal dari atas sana juga nggak diurus. Yah, semangat deh.....

Jumat, 23 November 2012

Kalau biasanya aku bakal bereaksi melotot berlebihan atau mengepalkan tangan erat-erat, kali ini anehnya aku cuma ketawa. Menaikkan satu ujung bibir, menghela napas pendek, kemudian tertawa. Bukan sesuatu yang menyenangkan, tapi aku sudah merasa menang.

The first step to recovery is admitting you're a dumbass.

Another obsession


Aku kalah lawan ekspektasi ku. Padahal aku udah ngewanti-wanti diriku sendiri untuk nggak terlalu heboh, dan aku yakin paling-paling aku ngga sehisteris orang-orang lainnya waktu nonton Breaking Dawn part 2 ini. Awalnya sukses, aku cuma bereaksi oh oh gara-gara udah di spoiler sama Fira -_- tapi nggak tau kenapa, tiap ada Jacob sama Renesmee, aku langsung histeris xD

Dari 4 film Twilight Saga lainnya, aku ngga pernah interest sama Jacob. Lebih seneng kalau Edward yang sama Bella. Tapi di film terakhir ini, aku baru tau kenapa aku lebih seneng Edward sama Bella, karena aku pengen Jacob yang sama aku wuakakaka. Engga ding, bercanda x'D

Jacob sama Renesmee ini...............duh! Bikin envyyyyyyyy
Gimana perasaan kalian kalo dari kecil udah dijagain sama Jacob. Apalagi ngga tau kenapa disini si Jacob keliatan ganteng banget :"(((( Tiap kali Renesmee ngapain gitu, trus frame filmnya ngarah ke Jacob, pasti unyuuuuuuu banget keliatannya. Si Jacob ini kaya ngelindungin Renesmee banget banget. And the best part is.........

"Should I call you 'dad'?"

Kata Jacob ke Edward x'DDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDD

Here I am

Aku mendadak jadi orang yang ambisius *_* Nggak tau itu perubahan ke arah yang lebih baik atau malah sebaliknya. Tiap ada sesuatu, hasrat (?) buat ngedapetin hal itu tinggi bangeeeeet. Aku jadi orang yang lebih semangat, lebih perfeksionis, lebih perhitungan, dan lebih kepengen menang.

Dalam suatu hal, aku sudah mencapai pencapaian yang menurut orang-orang otw maksimal. Tapi menurutku belum, bahkan itu bukan apa-apa. Aku menyalahkan diriku sendiri atas hasil yang menurutku nggak maksimal itu. Harusnya aku bisa lebih, harusnya. Dan aku yakin aku bisa lebih dari itu. Aku tahu itu namanya sombong. Tapi kalau misalnya dengan berpikiran seperti itu aku jadi haus kemenangan dan lebih punya gairah bekerja, kenapa enggak? ._.

Hoahhhh kayaknya gara-gara pikiran akhir-akhir ini sudah ter-set buat berorientasi di kampus terus deh. Kuliah-ujian-tugas-libur. Bahkan aku yang selama weekdays nggak tinggal bareng ibu-bapak jadi agak sedikit... ehm. Ceritanya, tiap siang sampe sore ibu ada di rumah eyang, sekalian nunggu jadwal prakteknya. Biasanya, aku jam dua atau jam tiga udah pulang dan begitu sampe di rumah sempet ketemu dan cerita-cerita sama ibu, atau malah jalan-jalan sebentar. Tapi belakangan, karena banyak yang dikerjakan dan ambisi berlebihanku untuk membuktikan sesuatu, aku jadi pulang telat dan begitu sampe rumah, ibu udah berangkat praktek.

Pernah suatu malem, ibu kebetulan mampir ke rumah eyang, tapi aku masih sibuk berkutat di depan laptop. Ibu cuma masuk ke kamarku bentar, trus keluar lagi, bersiap mau balik ke rumah. Sampai ibu hampir pulang, aku baru sadar kalau udah lama ngga ketemu sama ibu. Dan kenapa aku masih di depan laptop? Ibu cuma komentar, "Sibuk banget ya?" gitu.

Liburan...............cepetan liburan...................... :')

Minggu, 18 November 2012

Kamis, 15 November 2012

Rabu, 14 November 2012


Rather than avoiding the pouring rain, let's just dancing there.

Minggu, 11 November 2012

10 November!

source google images

....Kupertahankan kau, demi kehormatan Bangsa.
Kupertahankan kau, demi tumpah darah semua pahlawan-pahlawanku............ 
Bendera by Cokelat




Selamat Hari Pahlawan 10 November!
Saat ini kami sedang berusaha mempertahankan dan menjaga tongkat estafet
yang para pejuang terdahulu berikan agar tidak jatuh. 
Ketika kamu selalu bisa tertawa dalam keadaan yang bagaimanapun, saat itulah kamu menang.
Karena marah-marah atau terbawa suasana hati yang buruk hanya akan menambah masalah *true story*

Kamis, 08 November 2012

Selasa, 06 November 2012

Dor!

"Selamat ulang tahun, Adisa! Apa kejutan tahun ini sudah sampai? :)"
Aku hanya tersenyum membaca sms dari sahabatku. Kalau yang Rena maksud adalah sebuah email beserta e-card polos yang dikirim oleh orang itu dari Eropa, iya, aku sudah menerimanya. Barusan saja. Padahal kuharap pesan itu akan menjadi yang pertama. Rupanya tidak, ya? Aku tahu, perbedaan waktu. Aku tidak bisa seperti anak kecil. Aku tahu kok, aku mengerti.

Tidak lama ponselku bergetar kembali, berkali-kali. Pesan-pesan masuk banyak yang mengucapkan selamat ulang tahun, tetapi ada juga yang menawariku untuk menjadi agen pulsa. Hari ini usiaku 19 tahun. Bukan usia yang spesial sih, jika dibandingkan dengan 17 dan 18. Tujuh belas tahun, dimana kamu resmi menyandang selempang bertuliskan dewasa dan akan merayakan pesta gaul. Sedangkan delapan belas, kamu sudah diperbolehkan untuk menikah, kalau aku tidak salah. Seperti usiaku, hari ini pun tidak ada yang spesial.

Sekarang hari Senin, yang artinya aku akan merayakan ulang tahun bersama keluarga saat weekend, saat ayah dan ibu tidak sedang bekerja. Mereka memang membiarkanku menghabiskan hari ulang tahun bersama teman-teman, toh setiap hari aku sudah merayakan hari-hari menyenangkan bersama ayah dan ibu, kehilangan satu hari pun tidak masalah. Selain merayakan usia baruku dengan Rena, lima tahun terakhir aku merayakannya bersama Dio. Orang usil dan menyebalkan, yang sekarang meninggalkan pacarnya yang sedang berulang tahun untuk mengikuti sebuah kompetisi di Paris. Dan akan pulang besok malam, katanya.

Minggu lalu, aku sudah menyebutkan barang-barang yang kuinginkan sebagai kado ulang tahun pada Dio. Dia hanya menanggapi dengan heran, "Kamu mau minta kado atau ngerampok sih?" Dari ribuan barang yang kusebutkan tadi, sebenarnya hanya ada satu yang benar-benar kuinginkan. Aku tahu itu mustahil, dan aku tidak berharap ia benar-benar membatalkan keikutsertaannya dalam kompetisi itu. Aku ingin dia ada di sampingku hari ini.

Kau tahu, Dio memang bukan orang yang romantis. Bahkan untuk sekedar memujiku saja, kami harus memulai adu mulut terlebih dahulu. Sikapnya yang cuek kadang-kadang membuatku kesal. Aku pernah membaca dalam sebuah buku, bahwa jangan menyalahkan laki-laki yang cuek dan tidak peka. Kalau sudah tahu mereka seperti itu, kenapa kamu tidak katakan saja apa yang kamu mau? Baiklah, teorinya memang seperti itu. Tapi, bagaimana jika Dio benar-benar tidak berangkat ke Paris?

Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Dalam beberapa jam, hari akan berganti, dan ulang tahunku akan berakhir. Aku tidak sabar menunggu besok, menunggu Dio pulang. Tapi aku juga tidak ingin hari ini berakhir begitu saja. Apakah tahun ini aku hanya mendapat e-card? Bukan, aku tidak mengharapkan jam tangan furla atau tas merek kickers yang kuinginkan. Tapi....

"Lagi ngapain? Pasti galau ya."
Rasanya aku ingin membanting laptopku. Setelah seharian kami tidak mengobrol karena Dio sedang sibuk dengan lombanya, akhirnya kami chat lewat messenger. "Rahasia. Udah selesai lombanya?"
Dio bercerita bagaimana dia dan timnya harus presentasi di acara internasional itu, bagaimana mereka grogi dan gugup, bahkan sempat salah bicara. Mereka menjadi tim favorit, karena paling aktif  berpartisipasi dalam acara tersebut. Sudah kuduga, Dio yang selalu ingin tahu itu pasti banyak bertanya. Kami mengobrol lama sekali, tetapi tidak sekalipun ia membahas tentang ulang tahunku.

Belakangan, kami memang sedang tidak seperti biasanya. Kami jarang bertemu, juga mengirimi sms satu sama lain. Dia terlalu sibuk dengan kegiatannya, sedangkan aku disini sibuk mengurusi rasa rinduku. Tidak ada inisiatifnya untuk menghubungiku duluan. Awalnya aku maklum. Sampai ketika dia baru memberitahuku akan pergi ke Paris H-5 sebelum keberangkatannya, aku merasa bukan orang yang penting untuknya. Bukan maksudnya untuk memutuskan hubungan denganku, kurasa. Ia hanya sibuk dan butuh waktu untuk melakukan apa yang ia mau. Akulah yang tidak tahan. Mungkin memang perasaanku berat sebelah.

"Disini dingin lho, banyak salju."
"Kesukaanmu kan? Banyak salju. Kalau seminggu lagi kamu masih disana, mungkin nggak bakal mau pulang." aku mengutuk diriku sendiri karena mengetik hal seperti itu. Aku agak menyesalinya, kenapa? Aku sendiri juga tidak tahu. Aku hanya merasa tidak seharusnya begitu. Bagaimana jika ia memutuskan untuk menetap disana?

"Iya." agak lama, kemudian ia mengirimkan pesan lagi, "...seru pasti, seminggu disini sama kamu dan salju."
Air mataku menetes. Tidak pernah sebelumnya aku menangis seperti ini. Aku benar-benar merindukannya.

"Dis? Ketiduran ya?"
"Enggak kok, tadi bantalku jatuh." alasan apa itu.
"Ooh.. Dis, coba liat deh, disana bintangnya sebagus disini nggak?"
Aku menengok ke arah jendela, membuka tirai dan mencoba mencari bintang di langit. Ngomong-ngomong, disana kan sudah jam tujuh pagi, mana mungkin ada bintang.
"Noleh bawah deh, ada bintang juga."

Dari semua kejutan-kejutan yang kupikir akan diberikannya, aku tidak terpikirkan kejutan macam ini. Dio berdiri di depan mobilnya sambil membawa sebuah boneka beruang besar dan ponselnya di tangan. Tanpa membalas chat terakhirnya, aku berlari keluar kamar dan menuruni tangga menuju ke arah pagar.

"Selamat ulang tahun Adisa. Sekarang belum ganti hari, kan?"

Sudah sampai, Rena, kejutan tahun ini sudah sampai. Ketika kita bingung memikirkan sebuah perasaan cemas dan tidak nyaman dalam hati, tidak perlu gusar, karena jawabannya akan datang sendiri.

Nopember 5 2012


HAPPY BIRTHDAYYYYYYY @nawiraalmashyur !
All the best for you. Tambah segala-galanya. Tetap jadi umik gaul hijab <3 br="br">

Minggu, 04 November 2012

"Tidak ada orang yang benar-benar pandai dalam segala hal.
Seorang yang menguasai ilmu kedokteran, belum tentu paham ilmu kehidupan."

Sabtu, 03 November 2012

November 3 2012


Lulus tepat waktu, sukses, dikasih kemudahan dan kelancaran terus.
Semoga yang diinginkan cepat tercapai ya :3

Hualow




Haloooooooooo!^^

Pagi ini setelah sukses bangun nggak sepagi biasanya, hatiku juga lebih lapang huahaha kenapa? Kalau seminggu ini tiap bangun pagi tangan rasanya langsung kepengen nyaut handout aja karena belom mantep sama materi UTS, tapi pagi ini enggak. Tadi malem pun aku nggak harus bangun jam 10 gara-gara alarm dan mulai belajar. Walaupun ini bukan UTS terakhir, senggaknya terakhir buat minggu ini lah, hati sama fisik sudah lelah dengan semua ini *ala Kokom.

Seperti biasa, tiap UTS atau UAS terakhir, aku sama temen-temen udah punya rencana refreshing. Waktu UTS semester 2 kemaren, kita ngilangin penat dengan kabur ke Malang begitu selesai ngerjain Biokimia. Waktu UAS, kita langsung cussss melampiaskan stres ke Dhea, ngerjain dia habis-habisan di Delta. Dan setelah UTS kemaren, aku sama yang lain langsung cus ke Gramedia Expo, terus ke TP. Hari terakhir ujian ini nggak tau kenapa selalu mata kuliah Biokim, dan kami nggak fokus belajar Biokim gara-gara udah nggak sabar jalan-jalan, selalu begitu :))

Bener-bener kaya orang pelampiasan, kita jalan-jalan langsung habis ngerjain UTS Biokim sampaaaaaaaaaaai maghrib. Pegel dan capek nggak kerasa, yang penting bersenang-senang :'D Bahkan, setelah UTS resmi selesaipun kita udah punya segudang to-do-list. Hedon banget, padahal semester sebelumnya kita udah bertekad buat nggak kebanyakan hedon kaya dulu di semester ini, mengingat nilai-nilai pada terjun bebas. Tapi kalau kuliahnya kaya gini, bisa frustasi kalo nggak diselingin hedon :'

Selamat hari Sabtu, btw! Have a nice weekend^^/